Corat Coret Kisah Pemikir Sakit

Kejadian kecil aja bisa jadi hal yang besar bila dipikirkan berlebihan.

Hidup ini seperti toko buku, didalamnya ada banyak buku bacaan, dari bacaan berat sampai bacaan ringan, tapi orang-orang lebih sering datang untuk bacaan ringan. -cinta-

Senin, 14 Desember 2009

hipnotis

Teori Hipnosis

Beberapa teori hipnosis berusaha mendeskripsikan gejala ini dalam kaitannya dengan aktivitas otak sedangkan beberapa teori lainnya lebih berfokus pada pengalaman fenomenologisnya. Terdapat perbedaan fundamental dalam teori hipnosis, yaitu antara "keadaan" (state) dan "non-keadaan" (non-state). Penganut teori "keadaan" meyakini bahwa keadaan kesadaran yang berubah adalah bagian pokok dari hipnosis, sementara penganut teori "non-keadaan" percaya bahwa proses psikologis biasa, seperti perhatian terpusat dan pengharapan, sudah cukup untuk menerangkan gejala ini. Definisi yang tepat dari apa yang merupakan keadaan kesadaran yang berubah masih menjadi bahan perdebatan. Meskipun banyak orang yang dihipnosis mendeskripsikan pengalaman mereka sebagai "berubah", sulit untuk menggunakan istilah ini tanpa ada definisi yang jelas terlebih dahulu. Dalam bukunya yang berjudul Neurypnology (1843), James Braid mendeskripsikan 'hipnotisme' sebagai kondisi relaksasi fisik yang disertai dan dipicu oleh konsentrasi mental.

Teori Keadaan Alfa dan Theta

Melalui data yang dikumpulkan dari Electroencephalography (EEG), diidentifikasikan dari impuls elektrik yang dipancarkan oleh otak ada empat macam frekuensi pola gelombang otak yang pokok. Keadaan Beta (waspada/bekerja) didefinisikan sebagai 14-32 putaran per detik / cycles per second (CPS), keadaan Alfa (santai/relax) sebagai 7-14 CPS, keadaan Theta (mengantuk) sebagai 4-7 CPS, dan keadaan Delta (tidur/bermimpi/tidur pulas) kira-kira 3-5 CPS.

Satu definisi fisiologis dari keadaan hipnotis adalah bahwa tingkat gelombang otak yang diperlukan untuk mengatasi masalah seperti berhenti merokok, penanganan masalah berat badan, pengurangan fobia, peningkatan kemampuan olah raga, dll adalah keadaan alfa. Keadaan alfa pada umumnya diasosiasikan dengan menutup mata, relaksasi, dan melamun.

Definisi fisiologis lain menyebutkan bahwa keadaan theta diperlukan untuk perubahan therapeutic (berhubungan dengan pengobatan). Keadaan theta dikaitkan dengan hipnosis untuk pembedahan, hipnoanestesia (penggunaan hipnosis untuk mematirasakan rasa sakit), dan hipnoanalgesia (penggunaan hipnosis untuk mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit), di mana pembedahan lebih siap dilakukan dalam keadaan theta dan delta. Obat bius (anestetik), zat penenang (sedatif) dan hipnosis mengacaukan keselarasan syaraf, yang dianggap mendasari terjadinya gelombang theta, baik dalam manusia maupun binatang.

Kesadaran vs. alam bawah sadar

Sejumlah ahli hipnotis merumuskan sugesti sebagai sebuah bentuk komunikasi yang diarahkan secara spesifik kepada alam sadar seorang subyek, sementara sebagian ahli lainnya menganggap sugesti sebagai media komunikasi kepada pikiran "bawah sadar" atau "tidak sadar". Konsep-konsep tersebut diperkenalkan pada akhir abad ke-19 oleh Sigmund Freud dan Pierre Janet. Para pionir hipnotisme di jaman berikutnya, yakni James Braid dan Bernheim, tidak menggunakan konsep tersebut. James Braid malah mendefinisikan hipnotisme sebagai perhatian sadar yang terfokus pada sebuah ide yang dominan (atau dikenal sebagai sugesti). Perbedaan cara pandang tentang sifat pikiran manusia menyebabkan perbedaan konsepsi tentang sugesti.

Konstruksionisme sosial / teori permainan peran

Teori ini beranggapan bahwa individu yang dihipnosis memainkan peran dan membiarkan penghipnosis menciptakan realitas untuk mereka.

Umumnya, selama proses hipnosis orang menjadi lebih reseptif (mudah menerima) sugesti, menyebabkan mereka berubah dalam cara merasakan, berpikir, dan berperilaku. Beberapa psikolog seperti Robert Baker mengklaim bahwa apa yang kita sebut dengan hipnosis sebenarnya adalah bentuk dari perilaku sosial yang dipelajari. Sementara psikolog seperti Sarbin dan Spanos beranggapan bahwa subjek bermain peran dengan pengharapan sosial yang kuat, subjek percaya bahwa mereka dalam keadaan terhipnosis, kemudian mereka berperilaku dengan cara yang mereka bayangkan bagaimana seorang yang dihipnosis akan berperilaku.

Teori sistem

Teori ini dapat dianggap sebagai perpanjangan dari konsep asli James Braid, yakni bahwa hipnosis adalah proses pendorongan atau penekanan aktifitas sistem syaraf manusia. Teori sistem menganggap sistem syaraf terdiri dari beberapa subsistem yang saling berinteraksi. Keadaan hipnosis tidak hanya meningkatkan atau mengurangi aktivitas salah satu subsistem itu, tapi juga mempengaruhi interaksi antara mereka.

Di ambil dari wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tumpahkan semua isi kepala anda di sini.